DISINFORMASI
Beredar unggahan video di media sosial Tiktok tentang tutorial menyembuhkan berbagai penyakit mata hanya dengan menggunakan kompres air es.

PENJELASAN
Berdasarkan hasil koordinasi Tim Jalahoaks dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta (28/03/2023), diperoleh klarifikasi bahwa klaim penyakit mata bisa disembuhkan hanya dengan menggunakan kompres air es adalah tidak benar.

Dokter spesialis mata Eka Octaviani Budiningtyas, SpM menjelaskan, beberapa penyakit yang disebutkan di dalam video tersebut memiliki tata laksana pengobatan yang berbeda, antara lain:

1. Katarak, disebabkan karena denaturasi protein lensa yang bisa disebabkan oleh proses penuaan/ degeneratif, trauma, perubahan metabolisme, kelainan kongenital. Tata laksananya adalah operasi ekstraksi katarak dengan tanam lensa.
2. Glaukoma, disebabkan kelainan struktur saluran drainase cairan intraokular, sehingga menyebabkan tekanan bola mata meningkat dan kerusakan saraf mata. Tata laksananya adalah dengan obat-obatan penurun tekanan bola mata dan jika diperlukan, tindakan operasi filtrasi glaukoma.
3. Ablasio retina, merupakan penyakit mata dimana lapisan saraf mata retina lepas dari lapisan pigmennya, ini merupakan kondisi emergency pada mata. Tata laksananya adalah dengan operasi vitrektomi, laser, atau tamponade untuk menempelkan retina kembali.
4. Diabetik/ hipertensive retinopati, komplikasi perdarahan pada retina akibat penyakit gula/ darah tinggi. Tata laksananya bisa dengan laser atau operasi tergantung derajat keparahan.
5. Retinitis pigmentosa, kelainan bawaan dari pigmen sel saraf retina. Tata laksana suportif bergantung kondisi saat diagnosis tegak.
6. Ocular toxoplasmosis, infeksi mata akibat toxoplasma gondii sehingga obatnya adalah obat anti toxoplasma.

KESIMPULAN
Infomasi bahwa pengobatan penyakit mata bisa dilakukan hanya dengan menggunakan kompres air es, adalah tidak benar. Faktanya, penyakit mata memiliki berbagai jenis dan kondisi yang berbeda-beda sehingga dalam pengobatannya pun menggunakan tata laksana yang berbeda.

SUMBER FAKTA:

1. 1. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta