[HOAKS] - COVID-19 HANYA KEBOHONGAN SAJA


Kategori Informasi: Disinformasi
Kategori Hoaks: Konten/ Informasi Sesat (Misleading Content)
Jumat, 11 Agus 2023

DISINFORMASI

Beredar video di media sosial Facebook yang berisikan pernyataan dari Mantan Menteri Kesehatan RI, Siti Fadhilah Supari, yang menyatakan bahwa COVID-19 hanyalah sebuah kebohongan belaka. Selain itu, dalam video tersebut juga disebutkan bahwa Pfizer dan Moderna mengajukan izin kepada Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk pembuatan vaksin baru terhadap varian XBB yang dianggap sebagai bukti bahwa kedua perusahaan tersebut menciptakan penyakit baru.

PENJELASAN

Berdasarkan hasil penelusuran Tim Jalahoaks, klaim dalam video tersebut tidak benar. Dilansir dari tempo.co (10/08/2023), sejumlah informasi yang disampaikan dalam video tersebut keliru. Data dari WHO dan Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa sejak 3 Januari 2020 hingga 2 Agustus 2023, Indonesia telah mengalami 6.812.670 kasus terkonfirmasi COVID-19 dengan angka kematian mencapai 161.895. Per tanggal 5 Juni 2023, sekitar 447.595.845 dosis vaksin telah diberikan kepada masyarakat.

Secara global, WHO melaporkan bahwa hingga 2 Agustus 2023, tercatat 768.983.095 kasus terkonfirmasi COVID-19 dengan angka kematian sebanyak 6.953.743 jiwa. Selama periode yang sama, telah diberikan total 13.492.225.267 dosis vaksin.

Fakta-fakta ini membuktikan keberadaan COVID-19 yang nyata. Terdapat pula catatan dalam jurnal di Bio Medical Journal yang dapat ditemukan di sciencedirect.com, yang menunjukkan bahwa COVID-19 merupakan pandemi kelima yang tercatat sejak pandemi flu pada tahun 1918. COVID-19 pertama kali terdeteksi di Wuhan, Tiongkok, dan kemudian menyebar ke seluruh dunia.

Dalam jurnal yang sama, virus corona secara resmi diberi nama severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) oleh Komite Internasional Taksonomi Virus berdasarkan analisis filogenetik. SARS-CoV-2 diyakini berasal dari virus corona hewan dan kemudian beradaptasi untuk menular dari manusia ke manusia. 

Selanjutnya, klaim mengenai Pfizer dan Moderna mengajukan izin untuk vaksin baru terhadap varian XBB sebagai bukti bahwa mereka menciptakan penyakit baru juga tidak memiliki dasar. Menurut WHO, adalah normal bagi virus untuk mengalami perubahan dan evolusi saat menyebar di antara manusia dari waktu ke waktu. Ketika perubahan ini menjadi sangat berbeda dari virus aslinya, perubahan ini dikenal sebagai "varian". Ilmuwan memetakan materi genetik virus (pengurutan) dan membandingkannya untuk melihat perbedaan-perbedaan yang mungkin muncul.

Sejak virus SARS-CoV-2 menyebar secara global, telah muncul berbagai varian yang diidentifikasi di banyak negara. Varian XBB, misalnya, merupakan galur omicron rekombinan yang menggabungkan materi genetik dari dua varian berbeda, BA.2.10.1 dan BA.2.75.

Terkait pengajuan izin Pfizer dan Moderna untuk mengembangkan vaksin turunan varian Omicron, tindakan ini didasarkan pada rekomendasi dari Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan Amerika Serikat (FDA). Pada 16 Juni 2023, FDA merekomendasikan kepada produsen vaksin COVID-19 agar mengembangkan versi baru dengan komposisi XBB 1.5 monovalen.

Keputusan tersebut diambil karena varian XBB.1.5 merupakan penyebab sekitar 40% dari kasus infeksi di Amerika Serikat pada tahun 2023, melebihi XBB.1.16 dan XBB.1.9.1. Vaksin yang diperbarui ini diharapkan dapat digunakan sebelum akhir tahun 2023.

Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, menyatakan bahwa varian XBB.1.5 belum ditemukan di Indonesia. Varian yang paling dominan di Indonesia saat ini adalah XBB dan BA.5. Hingga 10 Agustus 2023, belum ada kasus aktif yang dikonfirmasi.

Dilansir dari bbc.com (06/08/2023), Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa penemuan varian baru di Indonesia pada Desember 2022 tidak menyebabkan gelombang infeksi baru.

"Omicron BA.2.75 dan BF.7 itu sudah ada di Indonesia. Tapi, baik-baik saja. Artinya, tidak terjadi lonjakan yang signifikan. Kedua, tidak menyebabkan hospitalisasi maupun kematian," ujar Syahril.

KESIMPULAN

Informasi terkait klaim bahwa COVID-19 adalah sebuah kebohongan dan perusahaan farmasi Pfizer serta Moderna mengajukan vaksin baru untuk varian XBB sebagai bukti mereka menciptakan penyakit baru, ternyata tidak memiliki dasar yang benar. Faktanya, COVID-19 adalah fenomena yang nyata dan telah merenggut banyak nyawa. Data dari World Health Organization (WHO) dan Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan secara jelas menunjukkan bahwa mulai dari 3 Januari 2020 hingga 2 Agustus 2023, Indonesia telah mencatat 6.812.670 kasus terkonfirmasi COVID-19. Lebih lanjut, Pfizer dan Moderna mengembangkan vaksin untuk menghadapi varian XBB sebagai tindakan antisipasi atas potensi perubahan atau evolusi virus SARS-CoV-2. Sesuai dengan pandangan WHO, perubahan dan evolusi virus saat menyebar di antara manusia adalah fenomena yang wajar. Perubahan tersebut disebut sebagai 'varian'.

SUMBER FAKTA:

  1. https://cekfakta.tempo.co/fakta/2407/keliru-video-dengan-klaim-orang-di-seluruh-dunia-dibohongi-covid-19

  2. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/dashboard/covid-19?start_date=2023-08-01&end_date=2023-08-04

  3. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2319417020300445

  4. https://www.bbc.com/indonesia/majalah-64171767

Bagikan: