DISINFORMASI
Beredar informasi di media sosial Twitter yang memuat sebuah artikel tentang vaksin Covid-19 lebih banyak menyebabkan penyakit dari pada manfaatnya.

PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, dilaporkan dari polifact.com (19/12/2021), Dr. Matthew Laurens dari Pusat Pengembangan Vaksin dan Kesehatan Global di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland menyatakan bahwa artikel tersebut salah dalam menafsirkan data Pfizer. Data aktual dari Pfizer tidak mendukung klaim tersebut.

Data penelitian tersebut sudah dilaporkan dalam studi New England Journal of Medicine. Penelitian itu melibatkan sekitar 46.000 orang dari Amerika Serikat, Argentina, Brasil, Afrika Selatan, Jerman, dan Turki. Setengahnya menerima vaksin Pfizer dan setengahnya lagi menerima plasebo. Para peserta diperiksa setelah enam bulan.

Hasilnya penelitian menyimpulkan:
1. Vaksin terbukti aman dan memiliki profil efek samping yang dapat diterima. Meski beberapa peserta memiliki efek samping yang menyebabkan penarikan dari uji coba;
2. Kemanjuran vaksin terhadap Covid-19 adalah 91,3% dalam enam bulan masa tindak lanjut. Artinya, hanya 77 kasus yang terdeteksi pada penerima vaksin setelah dosis kedua, dibandingkan dengan 850 kasus pada penerima plasebo;
3. Dari 31 pasien yang terkena Covid-19 parah, 30 adalah penerima plasebo dan satu orang termasuk dalam kelompok yang menerima vaksin;
4. Tidak ada laporan kematian pada setiap orang dalam penelitian tersebut terkait vaksinasi Covid-19.

KESIMPULAN
Informasi tentang vaksid Covid-19 lebih banyak menyebabkan penyakit dari pada manfaatnya, adalah tidak benar. Faktanya, artikel tersebut salah dalam menafsirkan data Pfizer dan data aktual dari Pfizer tidak mendukung klaim tersebut.

SUMBER FAKTA:

1. 1. https://www.politifact.com/factchecks/2022/jan/03/blog-posting/claim-pfizer-data-shows-vaccine-does-more-harm-goo/

2. 2. https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/xkEZrwZK-cek-fakta-hasil-penelitian-sebut-vaksin-covid-19-lebih-banyak-menyebabkan-penyakit-ketimbang-manfaatnya-ini-faktanya