[HOAKS] - FLU BABI 1976 ADALAH HOAKS
Kategori Hoaks: Konten/ Informasi Sesat (Misleading Content)
DISINFORMASI
Beredar sebuah unggahan di media sosial Twitter yang menyatakan bahwa tidak benar ada kasus Swine Flu (Flu Babi) di tahun 1976. Unggahan disertai video wawancara mantan Ketua Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC), David Judson Sencer.
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Jalahoaks, diketahui bahwa klaim tersebut keliru. Dilansir dari tempo.co (02/01/2023), wawancara David Judson Sencer tersebut merupakan potongan video saat ia diwawancarai Mike Wallace yang disiarkan di program berita investigasi CBS-TV’s “60 Minutes” tentang Swine Flu (Flu Babi) pada Minggu, 4 November 1979. Video lengkapnya diputar ulang di channel YouTube The University pada 12 Maret 2022.
Diketahui pula bahwa wabah flu babi sudah menyebar di tahun 1976, namun hanya di wilayah Amerika Serikat dan belum sampai menyebar ke luar negeri. Mengacu kepada laporan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat, kala itu Departemen Kesehatan Negara Bagian New Jersey meminta CDC untuk mengidentifikasi penyakit yang menyebar di Pangkalan Angkatan Darat Fort Dix. Penyakit mirip influenza tersebut menginfeksi lebih dari 200 rekrutmen dan menyebabkan satu kematian.
Kala itu, CDC menguji kultur tenggorokan yang dikirim dari pangkalan tersebut. Dari pengujian itu ditemukan empat sampel virus yang diyakini pada saat itu adalah H1N1, patogen yang menyebabkan pandemi flu 1918-1919. H1N1, atau yang lebih umum dikenal, flu babi, adalah jenis yang biasa ditemukan pada babi. Pada tahun 1918, virus bermutasi untuk menginfeksi manusia, menewaskan 500.000 orang di Amerika Serikat dan lebih dari 20 juta di seluruh dunia. Pengawasan di Fort Dix menunjukkan penularan dari manusia ke manusia, yang menunjukkan bahwa penyakit itu dapat menyebar dengan cepat di Amerika Serikat.
Ilmuwan CDC kemudian mengevaluasi kemungkinan pandemi H1N1 baru dan mempresentasikan informasi tersebut kepada Kongres Amerika Serikat. Kemudian, Presiden Amerika Serikat Gerald Ford meminta dana kepada Kongres untuk memvaksinasi semua orang di Amerika Serikat. Program vaksinasi tersebut mencatat telah memvaksinasi hampir 43 juta orang Amerika dalam periode 10 minggu pertama.
Program vaksinasi yang dilakukan pada tahun 1976 tersebut, diketahui berhasil memberikan perlindungan bagi individu terhadap virus influenza H1N1 pada tahun 2009. Para peneliti dari St. Jude Children's Research Hospital menemukan, bahwa individu yang dilaporkan menerima vaksin pada tahun 1976 mampu meningkatkan respons kekebalan terhadap virus pandemi H1N1 2009 dan jenis flu H1N1 berbeda yang beredar selama musim flu 2008-2009. Hasil penelitian ini muncul dalam jurnal Clinical Infectious Diseases edisi online.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa meskipun kekebalan di antara mereka yang divaksinasi pada tahun 1976 telah agak berkurang, mereka memasang respons kekebalan yang jauh lebih kuat terhadap strain pandemi H1N1 saat ini daripada orang lain yang tidak menerima vaksin 1976," kata Jonathan A. McCullers, MD, anggota asosiasi dari Departemen Penyakit Menular St. Jude Children's Research Hospital.
Dari paparan itu, dapat diketahui bahwa pada tahun 1976 diketahui memang muncul wabah Flu Babi atau Swine Flu. Namun, wabah tersebut tersebar di wilayah Amerika Serikat saja. Adapun, program vaksinasi yang dilakukan Pemerintah Amerika Serikat diketahui manjur dalam mengatasi wabah itu untuk tidak meluas ke luar Amerika Serikat.
KESIMPULAN
Informasi bahwa kasus flu babi pada tahun 1976 merupakan hoaks belaka, adalah tidak benar. Faktanya, di tahun 1976 memang pernah muncul kasus flu babi namun tidak sampai keluar dari wilayah Amerika Serikat. Hal itu disebabkan program vaksinasi flu babi yang dicanangkan oleh Pemerintah Amerika Serikat kepada seluruh warganya dan berhasil dilakukan.
SUMBER FAKTA:
1. Â Â Â https://cekfakta.tempo.co/fakta/2103/menyesatkan-narasi-yang-mengklaim-flu-babi-atau-swine-flu-1976-sebagai-hoaks
2. Â Â Â https://www.cdc.gov/museum/online/story-of-cdc/h1n1/index.html
3. Â Â Â https://www.sciencedaily.com/releases/2010/04/100423121036.htm
Â