DISINFORMASI
Beredar pesan berantai di aplikasi WhatsApp yang menganjurkan memakai masker pada tanggal 10 s/d 12 April 2020 dan tidak keluar rumah selama 3 hari kecuali untuk berjemur atau sangat terpaksa. Hal ini karena akan ada arus angin dari Utara ke arah Selatan yang membawa wabah (penyakit) akan melewati Indonesia menuju Australia.

PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, dalam laporan sukabumiupdate.com (09/04/2020), Juru Bicara Media Center Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kota Sukabumi, Wahyu Handriana, menegaskan bahwa informasi tersebut adalah hoaks. “Hoaks. Sumbernya gak jelas. Virus masih ada di kita 14 hari. Masih mungkin menularkan,” tegas Wahyu kepada sukabumiupdate.com.

BMKG melalui akun resmi Instagram @infobmkg juga telah mempublikasikan bahwa informasi yang menyatakan akan ada angin utara menuju selatan membawa wabah penyakit, hal tersebut dapat dipastikan bukan berasal dari BMKG dan isi informasi tersebut hoaks serta tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Prakirawan Cuaca BMKG Kota Bandung, Muhammad Iid, dalam prfmnews.pikiran-rakyat.com (09/04/2020), juga menyatakan bahwa pesan tersebut adalah kabar bohong atau hoaks. “Kondisi cuaca di wilayah Kota Bandung pada beberapa ke depan hampir sama dengan hari ini (Kamis, 9 April 2020). Bisa dimanfaatkan untuk berjemur,” kata Iid saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Kamis (9/4/2020).

Sementara dilansir dari timlo.net (09/04/2020), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga membantah pesan berantai tersebut. BMKG pada situs resmi bmkg.go.id telah memuat penjelasan bahwa pantauan BMKG saat ini secara umum di utara khatulistiwa angin bertiup dari Timur dan di selatan khatulistiwa angin bertiup dari Tenggara – Selatan dengan kecepatan rata-rata 2-30 km/jam.

Situs resmi bmkg.go.id sendiri (04/04/2020) mempublikasikan press release berjudul “Pengaruh Cuaca dan Iklim Terhadap Pandemi Covid-19”, untuk menjelaskan hasil kajian Tim BMKG dan Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM (03/04/2020), yang diperkuat oleh 11 Doktor di Bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Matematika, serta didukung oleh Guru Besar dan Doktor di bidang Mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM. Berdasarkan hasil kajian tersebut ditemukan fakta bahwa perkembangan kasus Covid-19 saat ini di Indonesia tampaknya lebih kuat dipengaruhi oleh pengaruh pergerakan atau mobilitas manusia dan interaksi sosial. Cuaca dan iklim merupakan faktor pendukung untuk kasus wabah ini berkembang pada outbreak yg pertama di negara atau wilayah dengan lintang linggi, tapi bukan faktor penentu jumlah kasus terutama setelah outbreak gelombang yang kedua, sedangkan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia terjadi sejak awal Maret 2020, yakni pada gelombang kedua. Hal tersebut diduga karena faktor mobilitas manusia dan interaksi sosial yang lebih kuat berpengaruh dalam penyebaran Covid-19 di Indonesia, daripada faktor cuaca.

KESIMPULAN
Informasi tentang anjuran memakai masker pada 10 s/d 12 April 2020 dan tidak keluar rumah selama 3 hari karena akan ada arus angin dari Utara ke arah Selatan yang membawa wabah (penyakit) melewati Indonesia menuju Australia, adalah tidak benar. Faktanya, BMKG telah membantah pesan berantai tersebut dan dari hasil kajian ditemukan bahwa perkembangan kasus Covid-19 saat ini di Indonesia lebih kuat dipengaruhi oleh pengaruh pergerakan atau mobilitas manusia dan interaksi sosial, daripada faktor cuaca.

SUMBER FAKTA:

1. 1.  https://www.bmkg.go.id/press-release/?p=pengaruh-cuaca-dan-iklim-terhadap-pandemi-covid-19&tag=press-release?=ID

2. 2.  https://sukabumiupdate.com/detail/sukabumi/peristiwa/67547-Viral-Arus-Angin-Bawa-Wabah-dan-Virus-Dipindahkan-Jubir-Covid-19-Kota-Sukabumi-Hoax

3. 3.  https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/mapay-kota/pr-13363342/hoaks-jangan-keluar-rumah-untuk-berjemur

4. 4.  https://timlo.net/baca/93274/kabar-angin-utara-membawa-wabah-begini-penjelasan-bmkg/