DISINFORMASI

Beredar sebuah video yang berisi informasi jika Indonesia menjadi produsen baja terbesar di dunia dunia menggeser posisi Uni Eropa.

PENJELASAN

Berdasarkan hasil penelusuran Tim Jalahoaks diketahui jika informasi dalam video tersebut keliru. Narasi yang dibacakan pada video merupakan gabungan dari beberapa artikel berita yang beberapa kalimatnya diubah.

Kami menemukan tiga artikel dari CNBC Indonesia yang dibacakan oleh narator pada video. Tiga artikel yang dibacakan adalah:

1. Krisis Energi Eropa: Ribuan Perusahaan Terancam Gulung Tikar (29/09/2022)
2. Tutup Tahun yang Apik, Jokowi Ketiban 'Durian Runtuh' Rp514 T (26/12/2022)
3. Sah! Jokowi Resmi Tutup Keran Ekspor Bauksit Mulai Juni 2023 (21/12/2022)

Pada menit 1:25, narator membacakan kutipan berita CNBC berjudul "Krisis Energi Eropa: Ribuan Perusahaan Terancam Gulung Tikar" yang berbunyi "Menurut perkiraan kelompok tersebut, sebanyak 70% dari produksi pupuk Eropa telah ditutup atau melambat, sementara 50% dari total kapasitas aluminium telah hilang."

Narator mengganti kata "pupuk eropa" menjadi "baja dan besi", seakan-akan berita tersebut berisi perbandingan produksi baja Indonesia dengan Uni Eropa. Sementara berita dari CNBC itu menjelaskan mengenai perekonomian Uni Eropa yang terancam karena naiknya harga gas dan listrik.

KESIMPULAN

Klaim dalam video yang menyatakan bahwa produksi baja Indonesia telah menggeser Uni Eropa dan menjadi yang terbesar di dunia adalah tidak benar. Faktanya, narasi dalam video merupakan gabungan dari beberapa artikel berita yang tidak saling berkaitan.

SUMBER FAKTA:

1. https://www.cnbcindonesia.com/news/20221226104033-4-400063/tutup-tahun-yang-apik-jokowi-ketiban-durian-runtuh-rp514-t

2. https://www.cnbcindonesia.com/news/20220929205642-4-376099/krisis-energi-eropa-ribuan-perusahaan-terancam-gulung-tikar

3. https://www.cnbcindonesia.com/news/20221221115253-4-398801/sah-jokowi-resmi-tutup-keran-ekspor-bauksit-mulai-juni-2023

4. https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/02/08/125900282/-hoaks-indonesia-geser-uni-eropa-sebagai-produsen-baja-terbesar?page=all