[HOAKS] - PERUBAHAN IKLIM TIDAKLAH NYATA DAN MERUPAKAN KONSPIRASI GLOBAL


Kategori Informasi: Disinformasi
Kategori Hoaks: Konten/ Informasi Sesat (Misleading Content)
Rabu, 27 Apr 2022

DISINFORMASI
Beredar informasi di media sosial Facebook bahwa krisis iklim dan karbon dioksida tidak mengancam bumi.

PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa krisis iklim dan karbon dioksida tidak mengancam bumi adalah salah. Dilansir dari kompas.com (23/04/2022), Manajer Kampanye Keadilan Iklim Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Yuyun Harmono berpendapat bahwa ancaman terhadap iklim adalah sesuatu yang nyata.

"Konsensus atau kesepakatan dari para scientist menyebut bahwa krisis iklim ini disebabkan oleh ulah manusia, ya itu berdasarkan data scientific. Iklim itu dipengaruhi oleh fluktuasi kondisi Bumi," ucap Yuyun, Sabtu (23/04/2022).

Menurut laporan Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorological Organization (WMO) pada 2020, konsentrasi CO2 di tingkat pre-industrial mencapai 148 persen. Disusul konsentrasi metana dan dinitrogen oksida, yang mencapai 260 persen dan 123 persen. Sementara, suhu meningkat 1,2 hingga 0,1 derajat celcius. Pada satu dekade terakhir, antara 2011 hingga 2020, adalah rekor suhu terpanas di Bumi.

Secara garis besar, laporan tersebut membuktikan bahwa krisis iklim benar-benar terjadi.

Karbon Dioksida (CO2) merupakan salah satu unsur Gas Rumah Kaca (GRK) yang dihasilkan dari meningkatnya aktifitas manusia, seperti hasil pembakaran fosil.  Pusat Data Gas Rumah Kaca Dunia atau World Data Centre for Greenhouse Gases (WDCGG) disponsori oleh WMO, memantau secara berkala mengenai konsentrasi CO2 di Indonesia.

Konsentrasi CO2 di atmosfer diukur dengan bagian per juta (ppm). Persentase yang diperoleh WMO untuk konsentrasi CO2 sebesar 148 persen, setara dengan sekitar 410,5 ppm. Berdasarkan grafik konsentrasi CO2 per Februari 2022, tampak tren konsentrasi CO2 cenderung mengalami peningkatan dari 2006 hingga 2022. 

Di Indonesia, dibandingkan dengan 2014 terlihat tren kenaikan. Pada 2014, konsentrasi CO2 berkisar 395-400 ppm. Pada 2020 konsentrasinya dalam kisaran 405-410 ppm. Kemudian, sejak 2019 hingga Februari 2022, angka konsentrasi CO2 di atas 390,0 ppm. Tren peningkatan gas rumah kaca ini telah berkontribusi terhadap peningkatan suhu dan juga perubahan pola iklim.

Menurut Yuyun, krisis iklim selalu melibatkan manusia. Terutama, dia menjelaskan, ketika manusia mulai menggunakan batu bara, minyak, gas, dan energi fosil lainnya dalam konteks aktivitas ekonomi dan industri. Organisasi global yang melibatkan ilmuan, peneliti, periset, dan ahli lainnya merekomendasikan untuk menghentikan penggunaan energi fosil tersebut. 

Kendati demikian, rekomendasi ini kerap digunakan secara keliru untuk tujuan tertenttu, hingga mengeklaim bahwa krisis iklim tidak ada dan itu bukanlah ulah manusia. "Kadang narasi dalam konteks politik itu dipakai ya, karena untuk merekatkan si konstituen. Sebenarnya mereka melihat dari preferensi," ucap Yuyun. 

Disinformasi krisis iklim ini sebelumnya pernah terjadi dan masif berkembang di Amerika Serikat dan Brasil. Seperti yang digaungkan oleh kelompok pendukung Donald Trump dan Jair Bolzonaro dalam rangka pemilihan presiden di negaranya masing-masing. 

"Itulah yang dikonsolidasi, bukan dalam konteks menentang krisis iklimnya, tetapi dalam konteks mengkonsolidasi pilihan politik mereka," ucap Yuyun.

KESIMPULAN
Informasi bahwa krisis iklim dan karbon dioksida tidak mengancam bumi, adalah tidak benar. Faktanya, berdasarkan laporan WMO tahun 2020 dibuktikan bahwa krisis iklim benar-benar terjadi.

SUMBER FAKTA:

  1. 1.       https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/04/23/160600682/-hoaks-krisis-iklim-dan-karbon-dioksida-tidak-mengancam-bumi?page=1

Bagikan: