[HOAKS] - REKAMAN KESAKSIAN PEDAGANG DAWET MENGUNGKAP FAKTA DI BALIK TRAGEDI KANJURUHAN
Kategori Hoaks: Konten/ Informasi Sesat (Misleading Content)
DISINFORMASI
Beredar informasi di media sosial Twitter yang memuat rekaman kesaksian ibu-ibu penjual dawet pada saat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Perempuan yang mengaku sebagai pemilik toko dawet di dekat Pintu 3 stadion tersebut menyatakan tragedi tersebut terjadi karena ulah suporter yang saling berdesak-desakan dan melakukan kekerasan di bawah pengaruh miras dan obat terlarang.
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, dilaporkan dalam kompas.com (04/10/2022) bahwa tidak ditemukan adanya penjual dawet di sekitar Pintu 3 Stadion Kanjuruhan. Salah seorang Aremania, Ahmad Ghozali, menyebutkan tidak ada penjual dawet di sekitaran Pintu 3 Stadion Kanjuruhan
"Saya katakan itu (pedagang dawet) tidak ada. Kami sudah cross-check ke sana (Stadion Kanjuruhan) tidak ada," kata Ghozali.
Menurut Ghozali, di lokasi tersebut hanya ada toko mebel dan juga kios yang berjualan jersei.
"Kami baru saja dari Kanjuruhan dan mengecek langsung posisi yang disebut bakul dawet ini. Di Pintu 3 itu hanya ada toko kios mebel dan kios jersei," kata Ghozali.
Ketika ditanya mengenai klaim banyak Aremania menenggak miras dan obat terlarang sehingga mereka bertindak anarkistis, Ghozali dengan tegas membantah klaim tersebut. Dijelaskan bahwa dia mengenal dekat secara pribadi sosok suporter bernama Nawi, yang disebut sebagai pemabuk oleh perempuan yang mengaku sebagai penjual dawet Kanjuruhan.
Suporter yang dimaksud adalah Iwan Junaedi. Bisa dibilang bahwa pria yang akrab disapa Sam Nawi itu merupakan salah satu tokoh Aremania yang dikenal di kalangan para suporter. Tidak hanya di Malang, Sam Nawi juga dikenal oleh para suporter rival, tapi sebagai sosok yang cinta perdamaian dan berupaya mencegah pertikaian antar-suporter.
Ghozali tidak terima sahabatnya itu difitnah dengan narasi bohong di media sosial. "Yang namanya Nawi itu sahabat saya dan dia itu bikin koreografi di sana (Kanjuruhan). Dia sama sekali enggak minum miras," kata Ghozali.
Menurut Ghozali, klaim bahwa Nawi adalah seorang pemabuk sangat melukai perasaannya sebagai sahabat dekat.
"Nawi itu adalah ketua suporter Korwil Singosari. Dia meninggal (saat peristiwa). Dia itu sahabat saya, dia seorang muslim dan dia itu muazin di salah satu masjid di Singosari," tuturnya.
Terkait klaim yang menyatakan banyak jenazah suporter mengeluarkan bau miras, Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, dr Husnul Muarif, mengatakan pihaknya tidak menerima informasi yang menyebutkan adanya bau miras dari jenazah suporter Arema FC.
KESIMPULAN
Informasi dalam rekaman kesaksian ibu-ibu penjual dawet pada saat tragedi Kanjuruhan, adalah tidak benar. Faktanya, tidak ditemukan adanya toko dawet di dekat Pintu 3 Stadion Kanjuruhan dan Dinas Kesehatan Kota Malang juga tidak menerima informasi mengenai jenazah suporter berbau miras.
SUMBER FAKTA:
1. https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/10/04/164726682/cek-fakta-kesaksian-penjual-dawet-soal-gas-air-mata-dan-aremania-mabuk?page=all
2. https://www.suara.com/news/2022/10/06/141536/cek-fakta-rekaman-ibu-ibu-penjual-dawet-di-tragedi-kanjuruhan-hoaks
3. https://www.timesindonesia.co.id/read/news/431218/cek-fakta-kesaksian-ibu-penjual-dawet-soal-tragedi-stadion-kanjuruhan-benarkah