DISINFORMASI
Beredar sebuah video di media sosial Facebook tentang adanya tinta tak kasat mata yang dimasukkan ke dalam vaksin Covid-19 dan vaksin anak-anak.

PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Jalahoaks, dilaporkan dalam tempo.co (16/07/2024) menurut epidemiolog Indonesia dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, bahwa narasi tersebut sudah lama beredar dan disebarkan oleh kelompok penganut teori konspirasi.

Video melihatkan seseorang menempelkan magnet pada lengan yang disuntik vaksin untuk menunjukkan bahwa ada chip yang dimasukkan ke dalam tubuh. Hal tersebut tidak benar dan tidak ada komponen magnetik dalam vaksin.

“Jadi vaksin tidak mengandung komponen logam atau bahan magnet. Video yang menunjukkan magnet menempel pada kulit di lokasi suntikan, sebetulnya hal yang umum. Banyak faktor yang bisa membuat benda kecil seperti magnet menempel sementara pada kulit. Minyak atau kelembaban kulit bisa menyebabkan benda kecil seperti magnet menempel sementara. Atau juga teknik menempatkan,” ungkap Dicky.

Dicky menjelaskan, semua vaksin termasuk vaksin Covid-19 telah melalui uji klinis yang ketat dan diawasi terus oleh otoritas kesehatan, yakni di Indonesia ada Badan POM dan juga tentu World Health Organization (WHO). Komposisi setiap vaksin itu dipublikasikan dan dapat diakses oleh publik.

Proses persetujuan vaksin juga harus memenuhi standar keamanan sebelum disetujui untuk publik. Dalam hal ini, termasuk analisa yang sangat mendalam terhadap bahan-bahan yang digunakan.

Terkait tinta tak kasat mata dan alat deteksi, Dicky menyebutkan tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa vaksin mengandung tinta tak kasat mata atau alat deteksi. Karena teknologi seperti itu tidak pernah ditemukan dalam vaksin.

KESIMPULAN
Informai tentang ada tinta tak kasat mata yang dimasukkan ke dalam vaksin, adalah tidak benar. Faktanya, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa vaksin mengandung tinta tak kasat mata atau alat deteksi. Semua vaksin termasuk vaksin Covid-19 telah melalui uji klinis yang ketat dan diawasi terus oleh otoritas kesehatan seperti Badan POM dan WHO. Selain itu, komposisi setiap vaksin dipublikasikan dan dapat diakses oleh publik.

SUMBER FAKTA:

1. https://cekfakta.tempo.co/fakta/3003/keliru-klaim-bahwa-tinta-tak-kasat-mata-dimasukkan-ke-vaksin