[HOAKS] - UDARA KOTOR DI JAKARTA DIAKIBATKAN OLEH CHEMTRAIL
Kategori Hoaks: Konten/ Informasi Sesat (Misleading Content)
DISINFORMASI
Beredar informasi di media sosial Instagram yang menyatakan udara di Jakarta menjadi kotor lantaran efek dari chemtrail, yakni jejak yang tampak di belakang pesawat terbang yang sedang mengudara.
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Jalahoaks diketahui klaim tersebut keliru. Dilansir dari tempo.co (23/05/2023), mengacu kepada laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) diketahui bahwa menurunnya kualitas udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya disebabkan oleh kombinasi antara sumber emisi dari kontributor polusi udara, serta adanya faktor meteorologi yang kondusif untuk menyebabkan terakumulasinya konsentrasi Particulate Matter (PM)2,5.
PM2,5 merupakan partikel polutan berukuran 2,5 mikron/mikrometer yang dapat masuk ke paru-paru dan aliran darah, serta dapat mengakibatkan masalah kesehatan serius. Dampak terparah adalah pada paru-paru dan jantung.
Data BMKG pada website bmkg.go.id menunjukkan bahwa konsentrasi PM2,5 di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi yang berasal dari sumber lokal, seperti moda transportasi dan pemukiman, maupun sumber regional dari kawasan industri yang dekat dengan Jakarta.
Sebab lain adalah stagnasi pergerakan udara yang terakumulasi satu wilayah dan tidak beranjak. Faktor penyebab lain di antaranya pergerakan polutan akibat pola angin, kadar uap air di udara, dan kelembaban udara.
Selain itu, mengacu kepada laman forestdigest.com, di Jakarta PM2,5 7.852 ton/67,04% bersumber dari emisi kendaraan bermotor. BC atau karbon hitam sebesar 6.006 ton/85,48%, dan NMVOC sebesar 201.871 ton/ 98.4% bersumber dari emisi kendaraan bermotor.
Adapun, perihal isu chemtrails, mengacu kepada laporan tempo.co, merupakan gabungan dari kata chemistry (kimia) dan trails (jejak) zat kimia berbahaya melalui asap pesawat terbang. Pada Februari 2022, mengenai chemtrails sempat ditanggapi oleh pihak BMKG. Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG kala itu, Urip Haryoko, menyatakan isu chemtrails masih diklasifikasi sebagai teori konspirasi.
“Isu chemtrails masih diklasifikasi sebagai teori konspirasi. Ia menyebar dari udara, dampak paparan zat kimia ini dapat dirasakan secara luas dan sulit untuk dimitigasi,” ujar Urip dalam keterangan tertulisnya Jumat (18/02/22).
Dari paparan itu, maka klaim bahwa kondisi udara buruk di DKI Jakarta disebabkan chemtrails keliru. Sebab, penyebab udara buruk ada beberapa faktor lain, bukan chemtrails.
KESIMPULAN
Informasi bahwa udara buruk di DKI Jakarta disebabkan oleh chemtrails, adalah tidak benar. Faktanya, penyebab udara buruk di DKI Jakarta dipengaruhi oleh oleh berbagai sumber emisi yang berasal dari sumber lokal seperti moda transportasi dan pemukiman, maupun sumber regional dari kawasan industri yang dekat dengan Jakarta.
SUMBER FAKTA:
https://cekfakta.tempo.co/fakta/2283/keliru-klaim-kualitas-udara-jakarta-buruk-akibat-chemtrail
https://www.bmkg.go.id/berita/?p=perkembangan-terakhir-kondisi-kualitas-udara-di-wilayah-jakarta-dan-sekitarnya?=ID&tag=jabodetabek#:~:text=Menurunnya kualitas udara di wilayah,menyebabkan terakumulasinya konsentrasi PM2.5.
https://www.forestdigest.com/detail/1985/pencemaran-udara-jakarta
https://tekno.tempo.co/read/1562336/apa-itu-fenomena-chemtrail