[HOAKS] - UNIVERSITAS YALE MENGEMBANGKAN VAKSIN COVID-19 AEROSOL
Kategori Hoaks: Konten/ Informasi Sesat (Misleading Content)
DISINFORMASI
Beredar informasi di media sosial Facebook bahwa Universitas Yale di Amerika Serikat sedang mengembangkan vaksin Covid-19 aerosol yang dapat diberikan dengan cara disemprot tanpa perlu persetujuan penerima vaksin.
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, dilaporkan dalam kompas.com (25/09/2023) yang melansir dari Reuters reuters.com (22/09/2023) bahwa peneliti di Universitas Yale meneliti vaksinasi Covid-19 tipe mRNA melalui metode intranasal. Penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal Science Translational Medicine.
Peneliti Yale menguji cara mengenkapsulasi mRNA untuk dimasukkan melalui hidung ke paru-paru tikus dan menunjukkan bahwa hal itu menghasilkan respons imun pada hewan tersebut.
Alexandra Suberi, mahasiswa MD-PhD di Universitas Yale yang merupakan penulis utama studi tersebut, membantah narasi soal vaksin Covid-19 aerosol. "Penelitian dilakukan pada tikus dan belum ada pengujian pada hewan besar atau manusia, untuk menunjukkan bahwa formulasi tersebut akan bekerja pada manusia," kata Suberi.
Ia mengatakan, cairan yang diteliti dimasukkan lewat hidung dan tidak sekadar disemprotkan.
"Formulasi kami diberikan melalui aspirasi intranasal langsung dan penelitian kami tidak mengeklaim atau menunjukkan bahwa formulasi ini kompatibel dengan pemberian berbasis aerosol atau nebulisasi," ujar dia.
Suberi mengatakan, beberapa vaksin intranasal lain telah dikembangkan dan secara praktis serta etis tidak dapat diberikan secara massal kepada orang banyak secara aerosol.
KESIMPULAN
Informasi tentang Universitas Yale mengembangkan vaksin Covid-19 aerosol, adalah tidak benar. Faktanya, peneliti di Universitas Yale meneliti vaksinasi Covid-19 tipe mRNA melalui metode intranasal, bukan aerosol.
SUMBER FAKTA:
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/09/25/195500982/tidak-benar-universitas-yale-kembangkan-vaksin-covid-19-aerosol
https://www.reuters.com/fact-check/yale-study-did-not-develop-technology-vaccination-without-consent-2023-09-22/