[HOAKS] - VAKSIN COVID-19 ASTRAZENECA MENYEBABKAN KEMATIAN


Kategori Informasi: Disinformasi
Kategori Hoaks: Konteks yang Salah (False Context)
Senin, 03 Jun 2024

DISINFORMASI

Beredar postingan tangkapan layar pemberitaan di Facebook yang disertai narasi bahwa vaksin Covid-19 AstraZeneca menyebabkan kematian.

PENJELASAN

Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa postingan tersebut tidak benar. Tangkapan layar tersebut berasal dari artikel berjudul “AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?” yang tayang di tempo.co pada 15 Mei 2024.

Artikel tersebut membahas penarikan vaksin Covid-19 AstraZeneca dari pasaran oleh pihak AstraZeneca. Penarikan tersebut dilakukan karena alasan komersial, dengan penjelasan bahwa terdapat banyak vaksin di pasaran yang ditujukan untuk melawan jenis baru Covid-19.

Selain itu, artikel tersebut membahas mengenai kasus class action terhadap AstraZeneca dengan tudingan bahwa vaksin keluarannya menyebabkan TTS-Sindrom Trombosis dengan Trombositopenia dan kematian. Pihak AstraZeneca mengakui bahwa vaksin keluarannya memang dapat menyebabkan TTS, namun kasus tersebut sangat langka.

Adapun, pihak AstraZeneca membantah bahwa vaksinnya menjadi penyebab utama kematian dalam sejumlah kasus kematian di masa pandemi Covid-19. Dari pembacaan lebih lanjut artikel tersebut, tidak ada penyebutan bahwa vaksin AstraZeneca menyebabkan kematian pada orang yang telah divaksinasi.

Dikutip dari laman berita kompas.com (04/05/2024), terkait kejadian pasca imunisasi dari vaksin Covid-19 telah dilakukan pemantauan secara ketat oleh otoritas nasional dan badan internasional. Berdasarkan surveilans aktif dan pasif yang dilakukan oleh Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI), sejauh ini belum ditemukan kejadian TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Indonesia menjadi negara peringkat keempat dengan vaksinasi Covid-19 terbanyak. Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya merupakan vaksin dari AstraZeneca.

Ketua Komnas PP KIPI, Hinky Hindra Irawan Satari, mengatakan bahwa keamanan vaksin Covid-19 sudah teruji klinis.

"Keamanan dan manfaat sebuah vaksin sudah melalui berbagai tahapan uji klinis, mulai uji klinis tahap 1, 2, 3, dan 4, termasuk vaksin Covid-19 yang melibatkan jutaan orang, sampai dikeluarkannya izin edar. Pemantauan terhadap keamanan vaksin masih terus dilakukan setelah vaksin beredar," kata Hinky, dikutip dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Hinky menjelaskan bahwa TTS menyebabkan pembekuan darah serta trombosit darah menurun. Kasusnya sangat jarang terjadi di masyarakat, tetapi bisa menyebabkan gejala yang serius. Hinky menjelaskan bahwa KIPI diidentifikasi antara empat sampai 42 hari setelah penyuntikan vaksin.

"Kalaupun saat ini ditemukan kasus TTS di Indonesia, ya pasti bukan karena vaksin Covid-19 karena sudah lewat rentang waktu kejadiannya," jelasnya.

Dengan demikian, belum ada bukti kuat yang menyatakan bahwa vaksin Covid-19 AstraZeneca menjadi penyebab utama kematian pada orang yang sudah menerimanya.

KESIMPULAN

Informasi bahwa vaksin Covid-19 AstraZeneca menyebabkan kematian tidak dapat diverifikasi kebenarannya. Faktanya, tidak ada bukti bahwa vaksin Covid-19 AstraZeneca menjadi penyebab utama kematian meski AstraZeneca mengakui adanya efek samping langka. Selain itu, Komnas KIPI menyatakan bahwa belum ada laporan sindrom trombosis dengan trombositopenia (TTS) di Indonesia akibat vaksin Covid-19.

SUMBER FAKTA:

  1. https://www.kompas.com/cekfakta/read/2024/05/04/091340482/hoaks-vaksin-covid-19-astrazeneca-menyebabkan-kematian

  2. https://bisnis.tempo.co/read/1867971/astrazeneca-tarik-vaksin-covid-19-terkait-efek-samping-yang-bisa-sebabkan-kematian

Bagikan: