DISINFORMASI
Beredar sebuah video yang menginformasikan bahwa vaksin Covid-19 mengandung parasit hidup yang kekal dan dapat tumbuh dalam tubuh orang yang divaksinasi. Oleh karena itu, orang yang telah divaksinasi disarankan untuk menggunakan obat anti parasit Ivermectin.

PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, dalam website resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI kominfo.go.id (25/10/2021), telah diklarifikasi bahwa informasi vaksin Covid-19 mengandung parasit hidup merupakan disinformasi. Dijelaskan, vaksin Covid-19 diproduksi di lingkungan yang steril dan tidak mengandung parasit sebagai bahannya.

Dilansir dari AFP, Profesor Kim Shin-woo, epidemiolog dari Kyungpook National University menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 justru tidak boleh mengandung parasit apa pun, karena ada sistem ketat yang diterapkan selama proses pembuatan untuk mencegah kontaminasi.

Hal senada diungkapkan oleh Profesor Jung Jae-hun, dari Fakultas Kedokteran dan Sains Universitas Gachon. Ia juga menekankan bahwa semua vaksin diproduksi di lingkungan yang steril dan tidak tercemar oleh patogen atau virus lain, apalagi parasit. Sebab, jika prosedur tersebut tidak dilakukan maka vaksin tidak akan disetujui untuk digunakan.

Sedangkan terkait penggunaan obat Ivermectin, para ahli juga memperingatkan agar tidak menggunakannya jika tidak ada parasit di dalam tubuh, dengan alasan risiko kesehatan. Hal itu dikarenakan obat seperti Ivermectin bisa membuat tubuh tegang.

KESIMPULAN
Informasi bahwa vaksin Covid-19 mengandung parasit hidup yang kekal dan dapat tumbuh dalam tubuh orang yang divaksinasi, adalah tidak benar. Faktanya, semua vaksin diproduksi di lingkungan yang steril dan tidak tercemar oleh patogen/ virus lain dan parasit dan tidak disarankan mengonsumsi obat Ivermectin jika tidak ada parasit dalam tubuh.

SUMBER FAKTA:

1. 1. https://www.kominfo.go.id/content/detail/37724/disinformasi-vaksin-covid-19-mengandung-parasit-hidup/0/laporan_isu_hoaks

2. 2. https://covid19.go.id/p/hoax-buster/salah-terdapat-parasit-yang-mematikan-di-dalam-vaksin-covid-19

3.