[HOAKS] - KASUS AUTOIMUN MELEDAK PASCA VAKSINASI COVID-19
Kategori Hoaks: Konten Buatan (Fabricated Content)
[Hoaks] Kasus Autoimun Meledak Pasca Vaksinasi Covid-19
DISINFORMASI
Beredar postingan di media sosial Facebook informasi mengenai kasus autoimun meledak pasca vaksinasi Covid-19.
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Jalahoaks, bahwa klaim tersebut adalah tidak benar. Dikutip dari laman tempo.co (3/10/2024) Peneliti Virologi dan Imunologi David Virya Chen menjelaskan bahwa autoimun merupakan efek samping dari vaksinasi Covid-19 tidak akurat.
Menurut David, bahwa mengevaluasi secara keseluruhan efektivitas vaksin membutuhkan waktu lama. Namun sejauh ini, vaksin Covid-19 memiliki risiko sangat kecil.
Dalam sistem regulatori obat maupun vaksin di seluruh dunia, kata dia, terdapat uji klinik masa keempat atau fase yang terakhir yakni uji klinik setelah obat atau vaksin tersebar di masyarakat. Efek samping apapun dari penggunaan obat atau vaksin tersebut, akan dilaporkan secara teoritik ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Dalam peninjauan tersebut, BPOM akan melibatkan ahli, meninjau pasien, tempat obat dijual dan seterusnya. Jika ditemukan bahwa penyakit tertentu disebabkan oleh obat atau vaksin, maka BPOM akan mengambil tindakan seperti menarik obat atau vaksin.
Penyakit autoimun sendiri tidak bisa serta-merta dikaitkan dengan vaksin Covid-19, karena bisa terjadi karena perubahan pola hidup manusia atau virus. Dari artikel nature.com tahun 2024 di Korea yang terbit di Jurnal Nature, menunjukkan belum ada hubungan jangka panjang yang jelas antara vaksinasi COVID-19 berbasis mRNA dan perkembangan penyakit jaringan ikat autoimun (AI-CTD).
Dalam studi kohort berbasis populasi nasional, peneliti melibatkan 9.258.803 individu, mencakup lebih dari 1 tahun observasi. Mereka kemudian menganalisis risiko AI-CTD dengan membuat stratifikasi demografi dan profil vaksinasi serta memperlakukan vaksinasi penguat sebagai kovariat yang bervariasi dari waktu ke waktu.
Riset itu menyimpulkan risiko dengan sebagian besar AI-CTD tidak terjadi peningkatan setelah vaksinasi mRNA, kecuali untuk jenis lupus eritematosus sistemik dengan risiko 1,16 kali lipat pada individu yang divaksinasi relatif terhadap kontrol.
Hasil yang sebanding dilaporkan dalam analisis stratifikasi untuk usia, jenis kelamin, jenis vaksin mRNA, dan riwayat vaksinasi non-mRNA sebelumnya. Namun, vaksinasi penguat dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa AI-CTD termasuk alopecia areata, psoriasis, dan arthritis reumatoid.
KESIMPULAN
Informasi mengenai kasus autoimun meledak pasca vaksinasi Covid-19 adalah tidak benar. Faktanya, tidak ditemukan hubungan kausalitas antara vaksinasi Covid-19 dengan penyakit autoimun.
SUMBER FAKTA: https://cekfakta.tempo.co/fakta/3149/keliru-klaim-kasus-autoimun-meledak-pasca-vaksinasi-covid-19 https://www-nature-com.translate.goog/articles/s41467-024-50656-8?error=cookies_not_supported&code=5aadde96-1872-4ac0-bbd7-b26fc94ecbaa&_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc