[HOAKS] - RATUSAN ANAK TERINFEKSI DIFTERI MENINGGAL DUNIA DIKAITKAN DENGAN JAJANAN BERCABE BUBUK
Kategori Hoaks: Konten/ Informasi Sesat (Misleading Content)
DISINFORMASI
Beredar pesan di Whatsapp yang menyatakan ratusan anak terinfeksi difteri dan meninggal dunia karena jajanan bercabe terkontaminasi kencing tikus. Dalam pesan itu disebutkan berasal dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta.
PENJELASAN
Berdasarkan hasil koordinasi Tim Jalahoaks dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta bahwa informasi yang beredar adalah tidak benar.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Provinsi DKI Jakarta, Ovi Norfiana, mengatakan bahwa pesan viral yang menyebutkan ratusan anak terinfeksi difteri dan meninggal dunia karena jajanan bercabe bubuk yang terkontaminasi kencing tikus adalah informasi tidak benar dan menyesatkan.
"Informasi yang tersebar melalui pesan berantai adalah hoaks. Data resmi menunjukkan situasi terkendali dan tidak sesuai dengan isi pesan yang beredar," tegas Ovi.
Ovi menjelaskan bahwa difteri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae dan tidak dapat ditularkan melalui makanan atau bumbu tabur,
"Difteri tidak dapat ditularkan melalui makanan atau bumbu tabur melainkan melalui percikan droplet dari batuk, bersin, atau kontak erat dengan penderita," jelas Ovi.
Ovi mengatakan bahwa penyakit ini bisa dicegah dengan imunisasi lengkap dan menjaga kebersihan diri serta lingkungan.
Ovi menghimbau kepada masyarakat untuk melindungi keluarga dengan mengenali sumber informasi yang benar, tidak menyebarkan kepanikan, dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala seperti demam, sakit tenggorokan, atau kesulitan bernapas.
KESIMPULAN
Pesan berantai Whatsapp ratusan anak terinfeksi difteri dan meninggal dunia karena jajanan bercabe bubuk yang terkontaminasi kencing tikus adalah tidak benar. Faktanya, Dinkes Provinsi DKI Jakarta memastikan informasi dalam pesan berantai itu hoaks. Difteri tidak ditularkan melalui makanan atau bumbu tabur melainkan melalui percikan droplet dari batuk, bersin, atau kontak erat dengan penderita.
SUMBER FAKTA: 1. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta