GELARAN WEBINAR JAKARTA SOLID KE-6: DISKOMINFOTIK PROVINSI DKI JAKARTA GAUNGKAN PENTINGNYA LITERASI DAN KEAMANAN FINANSIAL BAGI MASYARAKAT DIGITAL

Share :        
Kamis, 15 Sep 2022

Jakarta – Guna meningkatkan kesadaran finansial masyarakat di tengah perkembangan digital, Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi DKI Jakarta mengadakan webinar bertemakan “Literasi Investasi Digital: Paham Berinvestasi Digital Secara Aman,” pada Kamis (15/09/2022).

Kegiatan ini merupakan rangkaian keenam dari Webinar Jakarta Sadar Oleh Literasi Digital (Jakarta SOLID) bersama JakWiFi, yang diadakan sepanjang tahun 2022. Pembahasan kali ini mengenai investasi, yang kini telah bertransformasi menjadi kata kunci menarik yang selalu menyita perhatian masyarakat digital.

Tema yang diangkat begitu relevan bagi tiap lapisan masyarakat. Karenanya, webinar kali ini dihadiri oleh lebih dari 440 peserta yang berasal dari elemen masyarakat umum, kader Dasawisma, hingga mahasiswa.

Rangkaian webinar kali ini menghadirkan narasumber antara lain yang berlatar belakang akademisi, yaitu Rizki Marman Saputra sebagai Dosen Program Studi Administrasi Keuangan dan Perbankan Universitas Indonesia guna memperkuat teori hingga konsep kepada para peserta seputar pentingnya investasi digital. Serta, menghadirkan narasumber dari lingkup praktisi yaitu Lucky Herviana sebagai Senior Vice President and Product Development IdScore yang memberikan insight dan praktik teknis dalam berinvestasi secara aman di dunia digital.

Perkembangan digital adalah sebuah keniscayaan, dengan diikuti tren investasi yang sudah bergeser dari sistem konvensional seperti menabung uang menjadi menabung atau berinvestasi secara digital.

Maraknya kesuksesan investasi yang ditampilkan oleh para pesohor, sehingga semakin meningkatkan tren investasi digital di tengah masyarakat. Meskipun, belakangan juga bermunculan hal buruk seperti penipuan investasi atau investasi bodong

Sayangnya, ilmu seputar investasi digital jarang sekali kita dengar di bangku sekolah hingga kuliah. Sehingga perkembangan tersebut harus diikuti dan pelajari agar bisa lebih stabil menghadapi ketidakpastian di tengah era disruptif.

Alasan terpenting mengapa kita harus berinvestasi sangat sederhana, yaitu karena tiap tahunnya kita mengalami inflasi. Kenaikan harga tidak akan begitu terasa jika kita memiliki anggaran lebih di tabungan kita. Pungkas Rizki Marman Saputra selaku narasumber menjelaskan urgensi investasi digital.

Selain berinvestasi, manajemen keuangan juga menjadi penting untuk diperhatikan. Setidaknya kita harus membatasi antara kebutuhan dan keinginan.

“Pentingnya manajemen arus kas pribadi. Kenapa orang kaya merasa berlebih dan orang middle class income merasa selalu tidak cukup? Karena sumber penghasilan dari orang kaya itu beragam, sedangkan dari kelas menengah hanya satu,” ujar Rizki.

Karenanya, investasi menjadi salah satu cara bagi masyarakat berpendapatan menengah untuk menambah sumber penghasilannya.

Senada dengan Rizky, Lucky Herviana selaku narasumber kedua menjelaskan bahwa perencanaan keuangan menjadi titik pertama sebelum melakukan investasi. Terlebih saat ini kita bisa menemukan banyaknya platform aplikasi yang bisa membantu kita sebagai alat investasi.

“Investasi itu harus mulai dari sekarang dan bisa mulai dari yang kecil. Karena perubahan ke depannya tidak bisa kita ukur,” ucap Lucky.

Namun, satu hal yang selalu diharapkan dalam investasi adalah untuk mendapatkan untung sebanyak-banyaknya. Padahal, setiap Rupiah yang kita tabung untuk berinvestasi tentu memiliki risiko.

Lucky menjelaskan bahwa konsep investasi seperti marathon, berjangka panjang dan jauh. Selain itu, investasi dengan risiko yang tinggi akan memperoleh hasil yang tinggi, begitu pula dengan nilai investasi yang rendah dengan hasil yang rendah.

Mengenai keamanan dalam investasi digital, kita bisa dengan mudah mengetahui antara platform investasi yang benar-benar aman dengan yang tidak melalui satu cara, yaitu dengan memastikan apakah platform yang kita tuju terawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Terpampangnya logo OJK dalam tiap publikasi platform, hingga saat membuka aplikasi menjadi penanda bahwa platform investasi kita sudah legal dan bukan investasi bodong.

Manajemen keuangan sebagai awal mula sebelum berinvestasi akan berbeda bagi tiap individu menyesuaikan dengan pengeluarannya. Rizky menyampaikan tips berharga yang bisa digunakan dalam pengelolaan keuangan secara umum, yaitu dengan menerapkan prinsip 10-20-30-40, yaitu 10 persen dari pendapatan bulanan kita digunakan untuk kebaikan seperti sumbangan atau bakti sosial. Kemudian 20 persen dari pendapatan bulanan digunakan untuk tabungan masa depan, 30 persen digunakan untuk membayar cicilan atau pendukung kebutuhan, dan sisanya 40 persen dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan bulanan kita.

Investasi juga mulai merambah ke generasi milenial, karenanya ada tips untuk berinvestasi bagi para generasi muda yang belum berpenghasilan seperti pelajar dan mahasiswa. Yaitu dengan menerapkan prinsip 50-30-20, dimana sebanyak 50 persen dari biaya bulanan digunakan untuk kebutuhan bulanan, 30 persen dialokasikan untuk keinginan seperti hiburan, dan sisa 20 persen dialokasikan untuk investasi atau tabungan.

Bagaimanapun, langkah pertama dalam berinvestasi digital adalah mengatur keuangan kita sebaik mungkin dan disiplin dalam menjalankannya.

Investasi adalah cara alternatif menuju kesejahteraan. Karenanya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta konsisten mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat. Salah satu caranya dengan mengadakan webinar untuk menambah pemahaman masyarakat seputar manfaat dari perkembangan digital. Sehingga kini, investasi digital menjadi elemen pendukung menuju kesejahteraan yang tidak kalah pentingnya dengan berbagai kebijakan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.

Artikel


Berita