MELALUI GELARAN JAKARTA SOLID KE-5, PEMPROV DKI JAKARTA PERKUAT URGENSI KEAMANAN DIGITAL PEREMPUAN DAN ANAK

Share :        
Kamis, 18 Agu 2022

Jakarta - Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar webinar Jakarta SOLID (Sadar Olah Literasi Digital) yang ke-5 bersama JakWiFi. Mengangkat tema “Aman Berinternet untuk Perempuan dan Anak” pada Kamis (18/08/2022).

Pemilihan tema didasari oleh tren digital, dimana terdapat peningkatan Kasus Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) di Indonesia sepanjang tahun 2021. Melihat data dari Komnas Perempuan, terjadi peningkatan kasus KBGO pada tahun 2021 sebanyak 1.721 kasus atau naik 83% dibandingkan tahun 2020, yakni sebanyak 940 kasus.

“Berbagai hal demikian menyebabkan efek traumatis pada korban hingga berujung depresi, kehilangan harga diri bahkan mempunyai keinginan untuk bunuh diri,” ujar Bapak Aditia Prana Kusuma selaku Kepala Bidang Jaringan dan Komunikasi Data Diskominfotik Provinsi DKI Jakarta yang mewakili Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam sambutannya. 

Acara yang dihadiri oleh 374 peserta ini menghadirkan dua narasumber yang merupakan pengamat dan praktisi tren digital nasional, yaitu Ellen Kusuma selaku Kasubdiv Digital At-Risk SAFENet dan juga Yosi Mokalu selaku Ketua Siberkreasi, dipandu oleh moderator Tomy Ristanto.

Tanpa disadari, berbagai perkembangan digital telah merubah pola interaksi manusia. Selain itu, hal negatif seperti tren kriminalitas, pelecehan, hoaks, hingga perundungan digital menjadi hal berbahaya baru yang perlu ditangani. 

Ellen Kusuma menjelaskan bahwa tren dunia digital akan berkaitan erat dengan privasi dan juga data. Karenanya, kewaspadaan dalam berinteraksi di dunia digital harus menjadi bekal utama bagi setiap orang sebelum terjun ke dunia digital.

“Jejak digital bisa dibuat juga oleh orang lain. Contohnya, tren media sosial orang merekam orang lain tanpa seizin orang tersebut dan konsekuensinya akan memiliki jejak digital yang tidak tahu ada jejak seperti itu,” pungkas Ellen.

Sejatinya, tren KBGO didasari oleh satu motif dasar utama yaitu adanya stigma dari masyarakat untuk melihat peran sosial dari gender yang berbeda dan normalisasi kondisi tertentu untuk didiskriminasi.

“Kekerasan berbasis gender online adalah bentuk kekerasan yang didasari hanya karena konstruksi sosial gender seseorang. Kekerasan berbasis gender condong terjadi hanya karena geendernya. Karena adanya pandangan di masyarakat bahwa orang tertentu layak untuk dilecehkan,” tambah Ellen.

Selain bentuk sosialisasi secara konvensional mengenai adanya perkembangan kultur masyarakat, pemahaman digital menjadi kunci. Khususnya melihat semakin bergesernya tren interaksi masyarakat dari konvensional menuju digital.

Yossy Mokalu selaku narasumber menekankan bahwa perubahan pola interaksi masyarakat menuju ruang digital adalah sebuah keniscayaan yang membutuhkan adaptasi tinggi.

“Kita semua sedang beradaptasi ke Digital World. Indonesia menuju pembentukkan masyarakat digital. Selain satu tanah air, kini ada yang baru yaitu satu ruang digital.”

Kewaspadaan digital nasional masih belum merata dan harus ditingkatkan. Beberapa generasi, khususnya generasi muda seperti Gen Z dan Millenial adalah digital native, namun generasi pendahulunya seperti Baby Boomers dan Gen X adalah Digital Immigrant yang masih membutuhkan pemahaman dan literasi digital lebih dari generasi sesudahnya. 

“Banyak masalah digital yang terjadi di keluarga karena kita semua masih berada dalam masalah yang sama. Setidaknya kita bisa mengetahui empat pilar dari literasi digital yaitu Digital Culture, Digital Ethics, dan Digital Skills,” ujar Yossy menekankan pentingnya pemahaman literasi digital sebagai bagian vital untuk berinteraksi di dunia digital.

Perlindungan berinternet bagi perempuan dan anak harus menjadi perhatian baru bagi masyarakat umum. Melalui gelaran kali ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuktikan komitmennya untuk terus melayani publik melalui pembekalan seputar pentingnya literasi digital di masyarakat khususnya bagi anak-anak dan perempuan.

Artikel


Berita