TEKNOLOGI DIGITAL PERINGATAN DINI BANJIR DI JAKARTA

Share :        
Jumat, 07 Feb 2025

Penanganan banjir di Jakarta melibatkan berbagai pihak, mulai dari masyarakat hingga pemerintah pusat. Untuk mengatasi dan mengurangi dampak banjir, terutama saat musim hujan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov DKI Jakarta) telah menerapkan berbagai teknologi dan sistem pemantauan canggih. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan, mempercepat respons, serta meminimalisir risiko bagi warga.

Pemprov DKI Jakarta telah mengembangkan berbagai teknologi digital untuk memantau, mendeteksi, dan memberikan peringatan dini terhadap potensi banjir. Sistem ini mengintegrasikan sensor canggih, kecerdasan buatan, serta analisis data dalam satu platform digital. Berikut adalah beberapa teknologi utama yang digunakan untuk peringatan banjir di Jakarta:

  1. Sistem Peringatan Dini Banjir (Early Warning System - EWS)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta telah memasang sistem peringatan dini banjir (Early Warning System - EWS) berbasis digital di 90 titik lokasi rawan banjir yang tersebar di 73 kelurahan, sebagai berikut:

  • Jakarta Pusat: 4 titik di 4 kelurahan

  • Jakarta Utara: 13 titik di 13 kelurahan

  • Jakarta Barat: 16 titik di 10 kelurahan

  • Jakarta Selatan: 25 titik di 18 kelurahan

  • Jakarta Timur: 32 titik di 28 kelurahan

Setiap unit EWS dilengkapi dengan delapan sensor yang mencatat ketinggian air, debit air, kecepatan angin, arah angin, kecepatan aliran, suhu, kelembaban, dan curah hujan. Data yang diperoleh secara otomatis terhubung ke Sistem Informasi Manajemen Bencana (Simba), yang memastikan informasi selalu diperbarui secara real-time. Peringatan dini dari sistem ini disebarkan melalui radio, SMS, WhatsApp, serta situs resmi BPBD DKI Jakarta. Dengan adanya EWS, warga dapat lebih siap dalam menghadapi ancaman banjir dan mengambil langkah antisipasi lebih awal.

  1. Toa Peringatan Dini Banjir (Disaster Warning System - DWS)

Sejak tahun 2021, BPBD Provinsi DKI Jakarta juga telah memasang Disaster Warning System (DWS) yang berfungsi sebagai alat pengeras suara untuk memberikan peringatan dini di daerah rawan banjir. Sistem ini memberikan informasi kenaikan debit air dari Katulampa (Bogor), Krukut Hulu, dan Pesanggrahan, dengan tingkat peringatan:

  • Siaga 3 (Waspada)

  • Siaga 2 (Siaga)

  • Siaga 1 (Awas)

Setiap unit DWS terdiri dari empat pengeras suara yang dipasang pada tiang tinggi dan terhubung langsung dengan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBD Provinsi DKI Jakarta melalui teknologi radio digital VHF. Dengan jangkauan suara hingga 500 meter, sistem ini memastikan bahwa peringatan dapat diterima oleh lebih banyak warga. Saat tinggi muka air bendungan mencapai Siaga 3, sistem ini akan secara otomatis mengeluarkan suara peringatan, memberikan waktu bagi warga untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan banjir.

  1. Sistem Informasi Siaga Banjir

Selain sistem digital mitigasi banjir yang dimiliki BPBD Provinsi DKI Jakarta, Unit Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta juga mengelola berbagai alat pemantauan elektronik, seperti CCTV, alat pengukur tinggi muka air otomatis (Automatic Water Level Recorder - AWLR), dan alat pengukur curah hujan otomatis (Automatic Rainfall Recorder -  ARR).

Hingga 2 Desember 2024, jaringan pemantauan banjir Jakarta mencakup:

  • 118 unit CCTV yang tersebar di 111 lokasi, termasuk rumah pompa, pintu air, dan pos pemantauan di Jabodetabek

  • 28 sensor tinggi muka air otomatis (TMA) yang terpasang di seluruh wilayah administrasi Jakarta, termasuk 2 unit di Bogor (Katulampa dan Cibalok) serta 1 unit di Depok (Jembatan Panus)

  • 55 alat pengukur curah hujan otomatis (ARR) yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), dan Banten

Sistem ini memungkinkan pemantauan kondisi banjir secara real-time, membantu pihak berwenang dalam mengantisipasi risiko serta mengambil tindakan yang diperlukan dengan lebih cepat dan tepat.

Teknologi peringatan dini banjir di Jakarta terus dikembangkan seiring dengan tantangan yang semakin kompleks. Dengan mengintegrasikan sistem pemantauan canggih berbasis digital, Jakarta semakin siap dalam menghadapi potensi bencana banjir. Melalui langkah-langkah mitigasi yang lebih efektif, dampak banjir terhadap masyarakat dapat diminimalisir, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tangguh terhadap perubahan iklim.

Artikel


Berita